logo.png
e-Court Sistem Informasi Penelusuran Perkara SIWAS Mahkamah Agung
01 / 03

e-Court

e-Court

e-Court

02 / 03

SIPP

Sistem Informasi Penelusuran Perkara

SIPP

Aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP), merupakan aplikasi administrasi dan penyediaan informasi perkara baik untuk pihak internal pengadilan, maupun pihak eksternal pengadilan. Pengunjung dapat melakukan penelusuran data perkara (jadwal sidang sampai dengan putusan) melalui aplikasi ini.
03 / 03

SIWAS

SIWAS Mahkamah Agung

SIWAS

"Whistleblowing System""adalah aplikasi yang disediakan oleh Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI, untuk melaporkan suatu perbuatan berindikasi pelanggaran yang terjadi di lingkungan Mahkamah Agung Republik Indonesia atau Peradilan dibawahnya." Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI menghargai informasi yang Anda laporkan karena Fokus kami adalah materi informasi yang Anda Laporkan.

Idul Fitri, Mudik, dan Kemenangan Diri

Ketika mudik ke kampung halaman, ada beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan oleh penduduk kampung. Mulai dari pekerjaan di tanah rantau sampai—meskipun ini tidak selalu bermakna serius—perihal oleh-oleh yang dibawa. Pertanyaan tentang oleh-oleh ini sebenarnya mengingatkan kita tentang ‘mudik’ ke kampung akhirat. Bahwa di alam keabadian itu, kita pasti akan ditanya ‘oleh-oleh’ alias bekal apa yang dibawa dari tanah rantau dunia.

Mudik dalam konteks dunia hampir selalu terjadi pada momen Idul Fitri. Adapun mudik ke kampung akhirat hanya sekali saja terjadi. Mudik di dunia adalah sebuah pilihan dan terkadang menjadi ukuran keberhasilan. Berbeda dengan mudik abadi, ia adalah sebuah kepastian. Mau tidak mau, suka tidak suka, setiap kita pasti akan mengalaminya. Karenanya, kita yang terlatih menyiapkan oleh-oleh menjelang mudik Idul Fitri, semestinya harus lebih lihai menyiapkan bekal ‘mudik’ ke akhirat.

Mudik yang identik dengan Idul Fitri atau lebaran tersebut dengan demikian menjadi pengingat guna meraih kemenangan diri (keselamatan) di akhirat. Kemenangan diri di akhirat tersebut harus dimulai dengan kemenangan diri sejak di kampung dunia. Seperti sabda Rasulullah bahwa jihad yang lebih besar adalah jihad melawan diri sendiri. Maknanya, para pemenang itu adalah mereka yang berhasil mengalahkan segala hasrat negatif yang ada dalam dirinya.

Idul Fitri biasa ditandai barunya pakaian yang membaluti dan menghiasi tubuh. Baju baru juga menjadi salah satu oleh-oleh yang dibawa ketika mudik untuk dihadiahkan kepada orang tua, saudara, dan karib kerabat. Berbaju baru di kala Idul Fitri tersebut paling tidak sebagai upaya untuk tampil wajar dan pantas kala saling bertemu, bertamu, dan menerima tamu (Ishomuddin, 2018). Selain sebagai simbol kebaruan iman dan kesucian diri.

Dalam QS al-A’raf [6] ayat 26 difirmankan bahwa Allah telah menurunkan pakaian kepada anak cucu Adam guna menutup aurat dan sebagai perhiasan. Namun selanjutnya, masih di ayat yang sama disampaikan bahwa pakaian takwa itulah yang paling baik (wa libasut taqwa dzalika khair). Tanpa mengesampingkan perlunya pakaian baru Idul Fitri, ada pakaian yang lebih penting dan substansial. Itulah pakaian takwa.

Wujud pakaian takwa—diterangkan dalam Tafsir Jalalain—adalah amal kebajikan dan perilaku yang baik (al-‘amal ash-shalih wa as-sumtu al-hasan). Sejalan dengan itu, hasil tempaan selama bulan Ramadhan harus mampu terwujudkan di bulan-bulan selanjutnya. Dengan demikian, spirit Ramadhan tetap terpatri dalam diri sejak datangnya Idul Fitri sampai bertemu Ramadhan kembali dan bahkan hatta suatu saat harus ‘mudik’ ke kampung abadi.

Kemenangan diri di hari nan fitri ini menjadikan kita—meminjam logika Cak Nun—bijak memposisikan mana isi (substansi) dan mana yang sekadar bungkus (kemasan). Kata Cak Nun, utamakan isinya serta tetaplah merawat bungkusnya dengan baik. Kata para bijak pandai, laisal ‘id li man labisal jadid wa lakinnal ‘id li man taqwahu yazid. Idul Fitri sejatinya bukan bagi mereka yang mengenakan baju baru. Tapi, bagi mereka yang kadar takwanya bertambah.

Samsul Zakaria, S.Sy., Calon Hakim di Pengadilan Agama (PA) Tanjung. Sedang menyelesaikan studi Magister Hukum (MH) di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dapat disapa lewat @samsul.zakaria

Note:

Tulisan ini juga dapat diakses di website Badan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung RI: (https://badilag.mahkamahagung.go.id/hikmah/publikasi/hikmah-badilag/idul-fitri-mudik-dan-kemenangan-diri-oleh-samsul-zakaria-s-sy-25-6)

Selamat 1 HUT MA RI 2025 HUT RI 2025 Belasungkawa 1 HUT Kalsel 2025 HUT Kalsel 2025 Ucapan KPTA Ucapan WKMA Ucapan Pelantikan Ucapan Hakim Agung ucapan pelantikan sekretaris ucapan pelantikan PTA Pelantikan barabai pelantikan batulicin Pelantikan PTA Pelantikan pak khairil pak Aan pelantikan pa lupi pelantikan pa Rudi ucapan duka1 ucapan PKI kesaktian pancasila ucapan hari batik HUT TNI ucapan hari pos
01 / 25

Selamat 1

Selamat 1

02 / 25

HUT MA RI 2025

03 / 25

HUT RI 2025

04 / 25

Belasungkawa 1

05 / 25

HUT Kalsel 2025

06 / 25

HUT Kalsel 2025

07 / 25

Ucapan KPTA

Ucapan KPTA

08 / 25

Ucapan WKMA

Ucapan WKMA

09 / 25

Ucapan Pelantikan

Ucapan Pelantikan

10 / 25

Ucapan Hakim Agung

Ucapan Hakim Agung

11 / 25

ucapan pelantikan sekretaris

ucapan pelantikan sekretaris

12 / 25

ucapan pelantikan PTA

ucapan pelantikan PTA

13 / 25

Pelantikan barabai

Pelantikan barabai

14 / 25

pelantikan batulicin

pelantikan batulicin

15 / 25

Pelantikan PTA

Pelantikan PTA

16 / 25

Pelantikan pak khairil

Pelantikan pak khairil

17 / 25

pak Aan

pak Aan

18 / 25

pelantikan pa lupi

pelantikan pa lupi

19 / 25

pelantikan pa Rudi

pelantikan pa Rudi

20 / 25

ucapan duka1

ucapan duka1

21 / 25

ucapan PKI

ucapan PKI

22 / 25

kesaktian pancasila

kesaktian pancasila

23 / 25

ucapan hari batik

ucapan hari batik

24 / 25

HUT TNI

HUT TNI

25 / 25

ucapan hari pos

ucapan hari pos

Aplikasi Pendukung

simari komdanas sikep abs lpse perpus satudja omspan sakti emonev bappenas sirup

Aco-Button vivi-Button ebro-Button JDIH-Button